Notification..

Dengan beberapa pertimbangan, maybe, blog ini kan berhenti sampai sini..
Blog baru ada di http://azambahtiar.blogspot.com/

Thanks..

Menghidupkan Khazanah Klasik

Beberapa hari yang lalu, lewat Prof.Nurkholis Setiawan--profesor termuda se-Indonesia kategori dosen PTAIN--Depag, yang diwakili oleh Bpk.Muharram, memberi kami hadiah berupa beberapa buku karya cendekiawan klasik Nusantara.
Buku-buku tersebut merupakan hasil verifikasi ulang (tahqiq) dari proyek Depag.
Judul-judul buku tersebut sebagai berikut:

2 karya Abdus-Shamad al-Palimbangi (Anis al-Muttaqin dan Nashihat al-Muslimin);

1 karya Syamsuddin as-Sumatrani (Jauhar al-Haqa'iq);

3 karya Muhammad Idrus al-Patoni (Dhiya' al-Anwar, Tahsin al-Awlad, dan Tanqiyat al-Qulub).

Karya-karya tersebut lebih berupa catatan-catatan pendek dan dalam batas-batas tertentu cukup menginformasikan kepada kita "cara pandang" penulisnya dalam isu-isu terkait. Syukur, buku-buku itu di-tahqiq cukup perfect.

Dulu, nama-nama seperti al-Palimbangi dan as-Sumatrani, misalnya, hanya saya kenal lewat "dongeng" sejarah di kelas-kelas sempit, tanpa pernah tau langsung karya mereka. Kasus demikian terjadi juga pada tokoh-tokoh semacam Ibn SIna, al-Farabi, al-Kindi,Abu Zakariya ar-Rozi, Ibn Rusyd dan atau yang lain (alhamdulillah, kini sudah bisa akses langsung karya-karya dari penulis-penulis yang disebut terakhir).

Terlepas dari setuju atau tidak terhadap content buku-buku di atas, agaknya memang penting bagi kita untuk mengapresiasi karya-karya para pendahulu kita, khususnya yang terikat secara geografis, bukan sekedar ideologis. So, "menghidupkan kembali khazanah klasik" menjadi lebih urgen kini. Bagaimana pun, "masa lalu" adalah bagian dari identitas kita.

wa-Allahu a'lam.

 
©2009 bismiLLah | by TNB